Jakarta(ANTARA) - Periset Senior dari Abdurrahman Wahid Center for Peace and Humanity Universitas Indonesia, Yandry Kurniawan, mengatakan kerjasama bidang pertahanan antar negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dapat memainkan peran penting dalam menghadapi pandemi di kawasan. Dalam acara diskusi virtual bertajuk
Haltersebut merupakan suatu langkah dan upaya Indonesia untuk mengintegrasikan pembangunan kemiliteran dengan memanfaatkan negara lain yang secara fasilitas dan postur pertahanan lebih baik," ujar Staf Ahli Bidang Kedaulatan Wilayah dan Kemaritiman Laksamana Muda TNI Yusup dalam Rapat Koordinasi membahas isu-isu strategis dengan tema
Upayapeningkatan hubungan kerjasama bilateral antara Indonesia melalui PT Pindad dan Jerman melalui Rheinmetall dalam bidang pertahanan ditetapkan dengan sebuah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada tanggal 27 Februari 2012 di Berlin, Jerman. PT Pindad menjadi pusat manufaktur atau distribusi amunisi Rheinmetall di kawasan
Fast Money. Kerjasama dalam Bidang Kehidupan Pertahanan dan KeamananKerjasama dalam Bidang Kehidupan Pertahanan dan Keamanan Negara, Pasal 30 ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia menyebutkan bahwa ”Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Selain itu, pada pasal 27 ayat 3 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga menyebutkan bahwa, ”Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.Setiap warga negara harus melakukan kerja sama untuk mewujudkan keamanan dan pertahanan negara. Kerja sama warga negara untuk mewujudkan pertahanan dan keamanan negara merupakan contoh sikap dari bela negara. Bela negara adalah sikap mental yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta dalam usaha melindungi dan mempertahankan keberadaan bangsa dan negara. Bagi bangsa Indonesia, bela negara adalah hak dan kehormatan sebagai warga negara sekaligus merupakan kewajiban hukum yang harus dijalani oleh setiap warga negara Pendidikan Kesadaran Berkonstitusi, 2009 226.Kesadaran bela negaraHarus ditanamkan kepada seluruh warga negara untuk membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi ancaman yang ingin menganggu kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. Bela negara merupakan tekad, sikap dan perilaku waga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Kesadaran bela negara mengembangkan nilai kenegaraan yang diperuntukkan pada pembangunan Sistem Pertahanan Negara yang terdiri dari 5 nilai dasar bela negara, yaitu 1 cinta tanah air; 2 kesadaran berbangsa dan bernegara; 3 keyakinan Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara; 4 rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan 5 memiliki kemampuan awal bela negara fisik maupun non fisik H. Afandi; 201020.Kesadaran bela negara harus ditanamkan kepada seluruh warga negara untuk membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi ancaman yang ingin menganggu kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. Bela negara merupakan tekad, sikap dan perilaku waga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Kesadaran bela negara mengembangkan nilai kenegaraan yang diperuntukkan pada pembangunan Sistem Pertahanan Negara yang terdiri dari 5 nilai dasar bela negara, yaitu 1 cinta tanah air; 2 kesadaran berbangsa dan bernegara; 3 keyakinan Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara; 4 rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan 5 memiliki kemampuan awal bela negara fisik maupun non fisik H. Afandi; 201020.Baca juga Bingkai Bhinneka Tunggal IkaTerwujudnya keamanan dan pertahanan negara menjadi tanggung jawab seluruh komponen negara. Hal ini sesuai dengan doktrin pertahanan negara Indonesia yang menganut sistem dan keamanan rakyat semesta sishankamrata, menjadikan rakyat sebagai komponen pendukung bersamasama TNI dan POLRI berperan penting dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dari ancaman dan gangguan. Back to top button
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Hubungan bilateral Indonesia dan Australia dalam perkembangan geopolitik kedua negara dengan memperhatikan aspek diplomasi pertahanan, khususnya bidang keamanan maritim. Indonesia dan Australia adalah dua negara yang berada di kawasan Asia Pasifik. Sebagai negara yang bertetangga dan memiliki hubungan yang kuat berdasarkan faktor geografis dan sejarah, dinamika hubungan kedua negara tersebut dipengaruhi oleh perubahan politik pada masing-masing negara. Memiliki budaya dan tradisi yang berbeda, Indonesia dan Australia saling berbagi tujuan yang sama. Lebih dari itu, sebagai negara yang berdaulat, Australia menghormati keutuhan wilayah dan persatuan Buku Putih Pertahanan Indonesia Tahun 2014, hubungan diplomatik Indonesia dan Australia sering mengalami pasang surut yang berdampak pada kerjasama pertahanan kedua negara. Menyikapi hal tersebut, Indonesia berusaha meningkatkan komunikasi melalui jalur diplomatik untuk menetralisasi situasi dan selanjutnya membangun kembali hubungan ke arah yang lebih harmonis. Melihat posisi Indonesia dan Australia yang berdekatan secara geografis, menjadi sangat penting secara geopolitik bagi kedua negara ini untuk menjalin hubungan bilateral dan berkontribusi menciptakan stabilitas dan perdamaian kawasan. Sedangkan dalam Defence White Paper Australia, Australia melihat Indonesia sebagai tetangga dekat oleh karena itu hubungannya dengan Indonesia menjadi sangat penting. Terlebih dilihat dari faktor ekonomi Indonesia yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga menyajikan peluang untuk membangun kesejahteraan bagi kedua negara. Di sisi lain Indonesia dan Australia juga berbagi berbagai kepentingan keamanan Indonesia dan Australia telah menjalin kemitraan komprehensif semenjak 4 April 2005 yang dituangkan melalui suatu dokumen resmi bernama Joint Declaration on Comprehensive Partnership between Australia and the Republic of Indonesia dan ditandatangani oleh Susilo Bambang Yudhoyono Presiden RI periode 2004-2014 dan John Howard Perdana Menteri Australia periode 1996-2007. Hubungan ini merupakan salah satu pencapaian tertinggi dalam hubungan diplomasi Indonesia dan Australia, dan mencerminkan interaksi tingkat tinggi antara kedua negara di kawasan Asia Pasifik. Lingkungan strategis Indonesia dan perspektif Indonesia terhadap Australia bahwa Indonesia memandang Australia sebagai negara mitra strategis di segala bidang. Pemerintah Indonesia menyadari bahwa di bidang ekonomi, Australia merupakan pangsa pasar yang potensial. Di sisi pertahanan Australia merupakan sekutu utama Amerika Serikat, sehingga hal ini memberikan manfaat besar dalam kerjasama pengamanan di wilayah Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Selain itu melihat letak geografis wilayah kedua negara yang bertetangga dekat, maka segala kebijakan Australia akan mempengaruhi dan berimplikasi langsung bagi Indonesia. Sehingga apabila hubungan kedua negara tidak dapat berjalan harmonis, maka berbagai permasalahan akan terus muncul tanpa ada solusi yang saling menguntungkan kedua negara. Perspektif dari Australia, Australia memandang Indonesia strategis. Menurut Kementerian Pertahanan, ada beberapa hal penting yang harus digaris bawahi dalam memahami pandangan Australia terhadap Indonesia, yaitu letak geografis Indonesia yang sangat strategis bagi kepentingan Australia. Australia merupakan benua yang terletak paling selatan sehingga jalur perdagangannya sebagian besar melalui Alur Laut Kepulauan Indonesia ALKI, kunci komunikasi alur laut SLOC Australia dan rute penerbangan Australia melalui Indonesia. Kedelapan, intalasi minyak dan gas alam lepas pantai proyek North West Shelf yang diekspor ke Tiongkok dan Jepang melalui selat-selat di kepulauan Indonesia dan Indonesia sebagai negara ke empat dengan penduduk terbanyak di dunia, dengan beragam etnis, udaya serta agama, membuat Autsrlia memiliki kepentingan dalam menjalin persahabatan dan menjaga stabilitas keamanan di Indonesia. Kelima, Indonesia merupakan salah satu pangsa pasar strategis bagi perdagangan Australia. Pada tahun 2050 Indonesia diprediksi akan menjadi negara dengan populasi terbanyak ke empat di dunia sehingga akan membawa perekonomian negara menjadi lebih besar hubungan Indonesia dengan Australia, Kementerian Pertahanan Australia menyatakan bahwa dengan pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan pengaruh regional dan global. Selama periode yang sama, dan sepadan dengan pertumbuhan ekonominya, Indonesia mungkin akan menjadi negara dengan anggaran pertahanan terbesar di Asia Tenggara. Australia dan Indonesia berbagi banyak kepentingan keamanan bersama, termasuk perbatasan maritim bersama, komitmen untuk memerangi terorisme, mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan kami dan bekerja untuk memperkuat arsitektur keamanan comprehensive partnership dalam kerjasama Indonesia - Australia dapat terlihat dari kerjasama bilateral yang mencakup seluruh bidang serta kerjasama kedua negara dalam forum internasional. Bidang kerjasama yang paling menonjol adalah bidang kejahatan transnasional, dimana Indonesia - Australia menjalin hubungan erat dalam pemberantasan terorisme dan penanganan migrasi ilegal. Di samping itu, interaksi antar masyarakat kedua negara dalam hal pendidikan dan pariwisata juga berjalan intensif dan frequent. Comprehensive partnership memiliki konsekuensi bahwa kerjasama bilateral antara kedua negara dilakukan secara menyeluruh dan meliputi hampir atau seluruh bidang. Artinya bahwa kerjasama bilateral kedua negara tidak hanya mengenai unsur-unsur yang dirasa strategis saja, namun pula mencakup berbagai bidang, seperti ekonomi, politik, keamanan dan pertahanan serta sosial dan pertahanan Indonesia - Australia Secara umum perbedaan antara diplomasi pertahanan lama dengan diplomasi pertahanan yang baru menurut Andrew Cottey adalah jika diplomasi pertahanan yang lama menggunakan mengembangkan realpolitik untuk melawan musuh, diplomasi pertahanan yang baru mengembangkan perjanjian dengan negara lawan potensial, mendukung demokrasi, tata kelola pemerintahan yang baik dan HAM, serta memungkinkan negara untuk berhadapan dengan masalah keamanannya sendiri. Sebagai kesimpulan, dapat dikatakan bahwa Dinamika hubungan bilateral Indonesia - Australia yang naik turun adalah konsekuensi dari kedua pemerintah yang lebih terfokus pada dinamika bilateral mereka. Fokus yang sempit ini membuat Australia dan Indonesia mengabaikan bahwa Indonesia dan Australia benar- benar berbagi berbagai prioritas yang sama dalam konteks regional. Memfokuskan kembali dari perbedaan bilateral menuju kesamaan kepentingan regional adalah salah satu jalan terbaik menuju hubungan Australia-Indonesia lebih stabil dan tangguh. Sebagai middle powers dalam tatanan regional, Australia dan Indonesia memiliki kepentingan bersama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik. Hal tersebut dapat dilihat atau di akui oleh para pemimpin kedua negara salah satunya dengan peningkatan kerjasama sejak pernyataan kedua negara sebagai comprehensive partnership melalui Joint Declaration on Comprehensive Partnership between Australia and the Republic of Indonesia tahun terwujudnya comprehensive partnership maka diplomasi pertahanan pun sudah berjalan dengan baik karena berbagai aktivitas diplomasi pertahanan dapat diwujudkan dalam kerangka comprehensive partnership ini. Diplomasi pertahanan di bidang maritim dapat terlihat dari komprehensifnya berbagai perjanjian, serta kerjasama militer di bidang maritim, baik yang bersifat bilateral juga latihan militer yang bersifat multilateral yang diikuti Indonesia - Australia yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas kawasan. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Penelitian ini menganalisis tentang kerjasama militer antara Indonesia dan Rusia dalam pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Rusia dan Indonesia memiliki sejarah kerja sama teknis militer yang panjang. Rusia yang dikenal dengan nama Uni Soviet yang merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar, diantara potensi ini merupakan kerjasama di bidang pertahanan militer dan keamanan. Namun Hubungan Indonesia dan Rusia ini pernah sempat renggang namun kedua pihak negara ini berusaha melanjutkan hubungan yang sempat renggang, Kerja sama ini didasarkan pada kondisi pertahanan militer Indonesia yang kurang lengkap. Rusia dipilih karena merupakan negara yang mampu bersaing dengan teknologi militer Amerika dan Eropa tanpa biaya administrasi. Fokus kerjasama pertahanan militer pada masa Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2009 adalah untuk memperbaharui dan memperbaiki kondisi dan fungsi alat utama alutsista TNI Angkatan Darat. This study analyzes the military cooperation between Indonesia and Russia in the Susilo Bambang Yudhoyono administration. Russia and Indonesia have a long history of military-technical cooperation. Russia, known as the Soviet Union, is one of the countries that has great potential, among these potentials is cooperation in the field of military defense and security. However, the relationship between Indonesia and Russia had been strained, but the two countries tried to continue the relationship that had been strained. This cooperation was based on the condition of Indonesia's military defense which was incomplete. Russia was chosen because it is a country that can compete with American and European military technology without Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 Competency Test-3 Kerjasama Pemerintahan Indonesia bersama Pemerintahan Rusia Pada Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam bidang Pertahanan Militer Faysa Alfianita Putri 1Department of International Relation, Class of i,social science and politics, Indonesia Abstract Penelitian ini menganalisis tentang kerjasama militer antara Indonesia dan Rusia dalam pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Rusia dan Indonesia memiliki sejarah kerja sama teknis militer yang panjang. Rusia yang dikenal dengan nama Uni Soviet yang merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar, diantara potensi ini merupakan kerjasama di bidang pertahanan militer dan keamanan. Namun Hubungan Indonesia dan Rusia ini pernah sempat renggang namun kedua pihak negara ini berusaha melanjutkan hubungan yang sempat renggang, Kerja sama ini didasarkan pada kondisi pertahanan militer Indonesia yang kurang lengkap. Rusia dipilih karena merupakan negara yang mampu bersaing dengan teknologi militer Amerika dan Eropa tanpa biaya administrasi. Fokus kerjasama pertahanan militer pada masa Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2009 adalah untuk memperbaharui dan memperbaiki kondisi dan fungsi alat utama alutsista TNI Angkatan Darat. This study analyzes the military cooperation between Indonesia and Russia in the Susilo Bambang Yudhoyono administration. Russia and Indonesia have a long history of military-technical cooperation. Russia, known as the Soviet Union, is one of the countries that has great potential, among these potentials is cooperation in the field of military defense and security. However, the relationship between Indonesia and Russia had been strained, but the two countries tried to continue the relationship that had been strained. This cooperation was based on the condition of Indonesia's military defense which was incomplete. Russia was chosen because it is a country that can compete with American and European military technology without 2 administrative costs. The focus of military defense cooperation during the 2004-2009 period of Susilo Bambang Yudhoyono was to renew and improve the condition and function of the main defense equipment of the Indonesian Army. Keywords Kerjasama Militer, Pertahanan Militer, sistem Persenjataan, sejarah kerjasama militer Pendahuluan Indonesia dengan Rusia memiliki hubungan yang tidak bisa di bilang dekat setelah berada di tampuk kekuasaan Soeharto sejak tahun 1966. Namun Hubungan diplomatik Indonesia bersama Uni Soviet sudah terjalin lama sejak pemerintahan Presiden Soekarno. Akan tetapi runtuhnya Soviet dan perubahannya pada peta politik Indonesia setelah reformasi ini mengubah pola tersebut. pada masa Perang Dingin Uni Soviet berakhir dan mempengaruhi perubahan peta posisi Uni Soviet dan Politik Internasional. Kerjasama pertahanan antar Indonesia dan Rusia Selama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dimulai saat pemerintahan Rusia menawarkan Indonesia bekerjasama dalam bidang pertahanan pada tahun 2005. Indonesia pun sepakat, sehingga membentuk Komisi Kerjasama Teknik Militer KKTM yang dibentuk pada 22 September 2005 dan di tandatangani pada Pertemuan Komisi Pertama. Kerjasama dengan Rusia tidak berarti Negara Indonesia telah mengubah kebijakan luar negeri yang cenderung ke Barat. Namun, menunjukan kerjasama dengan Rusia merupakan pelurusan kembali praktek kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif. Rumusan Masalah • Mengapa pemerintahan Indonesia bekerjasama dengan Pemerintahan Rusia dalam bidang pertahanan militer ? Tujuan • Untuk mengetahui mengapa pemerintahan Indonesia bekerjasama dengan Pemerintahan Rusia. 3 Analisis Pelaksanaan dan penentuan kerjasama pertahanan militer Indonesia bersama Rusia pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dipengaruhi dengan kondisi pertahanan militer negara yang mencakup perkembangan alutsista Indonesia. Walau Amerika yang telah mencabut embargo terhadap Indonesia namun Indonesia tetap melakukan kerjasama pertahanan militer bersama Rusia dan berhubungan baik dengan Ameika Serikat. Kerjasama yang dilakukan ini juga bermanfaat bagi Indonesia dikarenakan Indonesia tak bergantung pada satu negara saja. Negara-negara Asia Tenggara menyebut Indonesia disebut bangsa yang besar karena luasnya wilayah daratan dan perairan serta besarnya jumlah penduduk. Sistem persenjataan Tentara Nasional Indonesia setelah hamper 14 tahun diembargo ini oleh Amerika dan negara-negara produsen menunjukan kondisi yang tak layak guna yang seharusnya pemerintah meremajakan semua alat sistem senjata ini secara bertahap. Hanya sekitar 40-50% yang siap mengoperasional minimum sistem persenjataan TNI, presentase tersebut jauh dibawah presentase kesiapan minimal operasional TNI. Separuh peralatan persenjataan tidak sanggup beroperasi secara maksimal dikarenakan faktor usia maupun keterbatasan pengadaan komponen dan suku cadang. Sejarah Kerjasama Indonesia dan Rusia Kerjasama antara Indonesia dengan Rusia sudah berlangsung sejak lama, hubungan antar kedua negara ini sudah terjalin sejak Indonesia belum merdeka, yaitu pada saat dibukanya perwakilan konsulat luar biasa pada tahun 1885 dan dilanjutkan pada tahun 1894 saat kekaisaran Rusia menempatkan seorang konsul di Batavia hingga pada tahun 1899. Hubungan kerjasama Indonesia dengan Rusia terjalin diberbagai bidang, seperti dalam bidang politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, olahraga, dan pertahanan militer. Secara resmi, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Rusia ditandai pertama kali dengan kedatangan Menteri Luar Negeri Uni-Soviet, A. Y. Vysshinky, untuk menyampaikan keputusan pengakuan Uni-Soviet kepada kedaulatan Republik Indonesia. Indonesia sebagai negara yang baru saja merdeka dan mendapat pengakuan kedaulatan dari ratu Belanda, menilai tinggi pengakuan tersebut. 4 Rusia dan Indonesia memiliki sejarah kerja sama teknis militer yang panjang. Uni Soviet mulai menjual senjata kepada Indonesia segera setelah kedua negara resmi menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1950. Hubungan Indonesia dan Rusia sempat renggang namun kedua pihak negara ini berusaha melanjutkan hubungan yang sempat renggang, tetapi ada sejumlah faktor membuat keduanya tak dapat membangun kembali hubungan yang dekat hingga tahun 2000-an. Rusia memberikan dukungan penuh terhadap Indonesia. Pada saat operasi pembebasan Irian Barat, Uni Soviet memberikan dukungan militer bagi Indonesia. Kekuatan Angkatan Laut AL meningkat 5 kali lipat, dengan didatangkannya peralatan tempur dari Rusia seperti 1 buah kapal penjelajah, 8 Destroyer, 12 kapal selam, termasuk 100 Tank Amphibi PT-76. Sementara itu Angkatan Udara AU memiliki 160 pesawat tempur, diantaranya 30 buah pesawat pembom jarak jauh TU-16 KS, 50 TU-16, 80 buah Jet tempur MIG-19, dan Kerjasama Indonesia dan Rusia Pada Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2004-2009 ini merupakan saat yang tepat untuk melanjutkan kerjasama strategis dengan Rusia yang dikenal dengan nama Uni Soviet. Rusia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar, diantara potensi ini merupakan kerjasama di bidang pertahanan militer dan keamanan. Kerjasama strategis Indonesia-Rusia di bidang militer dan keamanan bisa menjadi “pintu pembuka” untuk terjalinnya suatu kemitraan strategis di bidangbidang lain di luar bidang politik dan militer. Pada pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Vladimir Putin pada tanggal 29 November 2006, di Rusia, disepakati bentuk kerjasama di bidang militer, politik, dan ekonomi. Di bidang ekonomi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendorong investasi Rusia agar masuk ke Indonesia, karena Volume perdagangan kedua belah pihak pada tahun 2005 dengan perkiraan pendahuluan mencapai 680 juta Dollar AS, angka tersebut melebihi 42% hasil tahun 2004 480 juta dolar AS. Indonesia memiliki kepentingan untuk membuka kerjasama soal energi nuklir, untuk mengatasi krisis energi yang masih terus terjadi di dalam negeri. Sedangkan disisi lain, Rusia mempunyai kepentingan untuk mengimbangi dominasi perusahaan-perusahaan 5 Amerika Serikat di Indonesia terutama sektor pertambangan yang sudah meraih keuntungan sangat besar. Sedangkan di bidang militer disepakati mengenai implementasi kerjasama militer 2006-2010. Kerjasama dengan Rusia merupakan salah satu cara Indonesia untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap Amerika Serikat dalam bidang persenjataan yang saat ini sudah mencapai 70 persen. Akibat embargo militer Amerika Serikat terhadap Indonesia hampir empat belas tahun, mengakibatkan kondisi alutsista TNI buatan Amerika Serikat sangat buruk, karena tidak adanya pemeliharaan dan perawatan suku cadang dari Amerika Serikat. Beberapa Alutsista buatan Amerika Serikat yang digunakan oleh TNI berakhir dengan kecelakaan yang menewaskan para prajurit TNI yang sepatutnya tewas karena membela tanah air Indonesia, bukan tewas akibat sistem yang sudah kadaluarsa. Kesimpulan Pelaksanaan dan penentuan kerjasama pertahanan militer Indonesia bersama Rusia pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dipengaruhi dengan kondisi pertahanan militer negara yang mencakup perkembangan alutsista Indonesia. Walau Amerika yang telah mencabut embargo terhadap Indonesia namun Indonesia tetap melakukan kerjasama pertahanan militer bersama Rusia dan berhubungan baik dengan Ameika Serikat. Sejarah Kerjasama Indonesia dan Rusia Kerjasama antara Indonesia dengan Rusia sudah berlangsung sejak lama, hubungan antar kedua negara ini sudah terjalin sejak Indonesia belum merdeka, yaitu pada saat dibukanya perwakilan konsulat luar biasa pada tahun 1885 dan dilanjutkan pada tahun 1894 saat kekaisaran Rusia menempatkan seorang konsul di Batavia hingga pada tahun 1899. Kerjasama Indonesia dan Rusia Pada Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2004-2009 ini merupakan saat yang tepat untuk melanjutkan kerjasama strategis dengan Rusia yang dikenal dengan nama Uni Soviet. 6 Kerjasama strategis Indonesia-Rusia di bidang militer dan keamanan bisa menjadi “pintu pembuka” untuk terjalinnya suatu kemitraan strategis di bidang bidang lain di luar bidang politik dan militer. Referensi Hubungan Kerjasama Indonesia – Rusia Rangkaian Hidup , Hubungan Militer Rusia-Indonesia Semakin Kuat - Russia Beyond ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
kerjasama dalam bidang pertahanan dan keamanan merupakan kerjasama antara